SAMPIT, INFODESANEWS – Upaya meningkatkan kapasitas petani sawit swadaya terus bergulir di Kalimantan Tengah. Di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, sebanyak 45 petani telah menyelesaikan pelatihan intensif selama tiga bulan dalam program Sekolah Lapangan Kelapa Sawit (SLKS) yang difasilitasi oleh Widya Erti Indonesia (WEI), dengan dukungan PT Agro Bukit Central Kalimantan (PT ABCK), anak usaha GoodHope Indonesia.
Dengan metode belajar langsung di kebun, para petani dikenalkan pada Good Agricultural Practices (GAP), prinsip keberlanjutan seperti No Deforestation, No Peat, No Exploitation (NDPE), hingga teknik pemupukan ramah lingkungan. Program ini menjadi pengalaman pertama bagi sebagian besar peserta dalam mengikuti pelatihan teknis.
“Banyak ilmu yang kami baru tahu, terutama soal pemupukan dan cara mengatasi hama tanpa bahan kimia,” ujar Supriyono, salah satu petani peserta pelatihan dalam keterangannya kepada Info desa new, Selasa (24/6/2025).
Dari sisi hasil, peningkatan pengetahuan para petani terbilang mencolok. Berdasarkan pre-test dan post-test, rata-rata capaian normalized gain mencapai 84,73 persen. Tak hanya itu, para petani juga mulai mengadopsi inovasi sederhana seperti penggunaan pupuk organik cair (POC) dan teknik pengendalian hama berbasis hayati yang lebih ramah lingkungan.
Namun demikian, tantangan tetap ada. Beberapa peserta sempat kesulitan hadir karena harus membagi waktu antara pelatihan dan aktivitas berkebun, terutama saat masa panen.
Sebagai penutup program, kegiatan refleksi dan penyerahan sertifikat digelar pada 19 Maret 2025. Dalam diskusi terbuka, para petani menyampaikan berbagai pengalaman dan tantangan yang dihadapi, mulai dari fluktuasi harga tandan buah segar (TBS) hingga tekanan pasar terhadap standar sertifikasi keberlanjutan.
“Produktivitas menjadi kunci menghadapi ketidakpastian pasar.
GAP bukan hanya soal teknik bertani, tapi soal menjaga masa depan penghidupan kami,” kata Sumarni, petani lainnya.
General Manager PT ABCK, Ahmad Wildan, menyampaikan bahwa keterlibatan langsung petani swadaya dalam pelatihan seperti SLKS menjadi langkah strategis dalam memperkuat posisi mereka di rantai pasok. (Amd/yns)