“Serangan” Fuan Maharani Dan Kekhawatiran Tentang Pilpres 2024

NASIONAL28 Dilihat

JAKARTA, INFODESANEWS – Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 masih jauh. Namun, arena politik negara kita sudah riuh.

Para elite politik mulai suka mendapat perhatian. Mereka tidak hanya pergi ke lapangan, tetapi para karakter sering saling menyapa melalui Billboard dan SNS.

Suasana persaingan pemilihan presiden semakin memanas. Banyak perilaku menyindir dan menyindir mulai muncul.

Ia disebut sebagai Ketua Pengurus Pusat Partai Demokrasi Perjuangan (DPP PDI-P) Phuan Maharani. Pu’an beberapa kali menyerang lawan politiknya “menyerang”.

Tidak diketahui siapa sebenarnya yang disasar Fu An. Namun, film-filmnya telah menimbulkan berbagai spekulasi.

Baru-baru ini, Puan menyindir seseorang yang suka di media sosial tetapi tidak bisa bekerja di lapangan.

Fuan tidak menyebut orang yang dimaksud, mengatakan bahwa orang tersebut terlihat menarik di media dan di layar kaca, tetapi tidak benar-benar membuat orang bahagia.

“Kadang kita suka Yowesla. (Lagipula) Kecuali dia perempuan, dia hanya tampan selama dia dipilih. Bahkan jika dia tidak bisa melakukan apa-apa, yang penting dia bersenang-senang di media sosial dan di TV. Tapi ternyata tidak. Tidak bekerja dan tidak bisa menyenangkan orang. Suka tidak suka,” kata Puan, Selasa (26 April 2022) di depan ribuan pimpinan PDI-P di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Puan meminta pimpinan PDI-P memilih pemimpin yang benar-benar berjuang untuk rakyatnya.

Dia memperingatkan agar tidak memilih calon pemimpin di masa depan, terutama karena dia sering muncul di media.

“Jangan memilih hanya karena itu hanya bisa dilihat di pers, TV, atau panggung SNS. Pilih orang-orang yang berjuang untuk kami dan yang akan bergabung dengan kami dan bekerja bersama kami,” kata Puan.

Bukan kali ini saja Puan melontarkan sosok tersebut. Fuan membuat pernyataan serupa pada Mei 2021.

Saat itu, dia mengatakan bahwa pemimpin yang bisa menjadi calon presiden adalah orang yang bekerja di lapangan, bukan di media sosial.

“Saya kira pemimpin adalah pemimpin di lapangan, bukan di media sosial,” kata Fuan, Sabtu (22 Mei 2021) di Semarang, Jawa Tengah.

Di hadapan ribuan petinggi PDI-P yang masih berada di Wonogiri, Puan juga angkat bicara soal jumlah jajak pendapat calon presiden. Dia mendesak pejabat partai untuk tidak terpengaruh oleh survei dari berbagai lembaga.

Baru-baru ini, Fuan mengatakan dia melihat semakin banyak survei yang menyebutkan orang-orang yang kemungkinan akan terpilih dan kemungkinan akan mencalonkan diri sebagai presiden.

Dalam survei ini, diprediksi akan sulit untuk memenangkan pemilu karena nama-nama mereka yang belum berpeluang terpilih juga tertera di peta.

Menurut Puan, penyelidikan itu bisa jadi benar. Namun, PDI-P memiliki jaringan dan perangkat yang tidak tercakup dalam survei.

“Ada banyak survei akhir-akhir ini dan mereka mengatakan ABCDE tinggi (keterpilihan). Ada 123 orang yang tidak lolos ke DEF dan tidak bisa,” kata Puan.

Putri PDI-P mengatakan, “Survei itu salah satu pertimbangan, jadi survei itu benar, tapi ada jaringan dan perangkat di PDI-P kita yang kadang tidak diikutsertakan dalam survei. “Jangan terpengaruh dengan penyelidikan,” katanya. P Ketua Megawati Soekarnoputri.

Melihat hal tersebut, Ujang Komarudin, pengamat politik Universitas Al-Azar Indonesia, menilai penyerangan Puan menunjukkan bahwa Ketua DPR RI prihatin dengan nasibnya terhadap calon presiden 2024.

Tentu saja, sebagai putri PDI-P, kemungkinan besar Fu An akan diangkat sebagai presiden. Tapi pilihannya tidak mengatakan demikian.

Menurut survei berbagai institusi, peluang Fuan untuk menang hanya sekitar 1%. Jumlah ini jauh lebih rendah dibandingkan pesaing internal PDI-P, Ganjar Pranowo.

Potensi elektoral Jawa Tengah selalu berada di urutan tiga besar dan hampir selalu melewati 20%, menyalip Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Lagi-lagi kritik Puan dipostulatkan sebagai bentuk persaingan dengan Ganjar di PDI-P.

Ujang mengatakan kepada , Kamis (28/4/2022) “Mungkin ada rasa takut dan kurang persiapan bagi kader lain yang memiliki peluang lebih besar dalam pilkada dibanding Puan.”

Ujang menilai Puan kesal melihat Ganjar masih mempertahankan citranya di media sosial saat menjadi Putri Mahkota Tang.

Bahkan, menurut Wu Zhang, disetujui atau tidak, peluang menang Gandjar selalu lebih tinggi daripada Fuan.

Dia “Anda dapat melihat bahwa Ganjar tidak sopan karena dia telah menyusulnya di pesta, karena peluangnya untuk menang lebih tinggi dari itu.”

Sementara itu, Kunto Adi Wibowo, Direktur Pelaksana Lembaga Penelitian KedaiKOPI, tak menganggap tak mungkin sumbangsih Puan kepada Ganjar Pranowo.

Menurut Kunto, Puan menyadari pilihannya jauh di belakang Ganjar. Namun ia tetap berusaha merebut dukungan dari pimpinan PDI-P.

Akibatnya, serangkaian serangan mendesak pejabat partai untuk tidak mempengaruhi hasil survei.

“Jangan mencalonkan Buan sebagai capres, petinggi PDI-P kecewa karena harus Bak Ganjardong (calon presiden). Nah, yang ingin saya minimalisir adalah ucapan Fuan seperti itu,” kata Kunto saat dihubungi , Kamis (28 April 2022).

Menurut Kunto, sindiran Puan masih dalam batas wajar. Dia mengatakan tidak masalah mengkritik lawan politik atau pejabat publik.

Apalagi jika kritikan Ketua Umum RI itu ditujukan kepada Gandjar, yang hanya Fuan petinggi partai di partainya.

“Bukan offside, bukan offside, opininya terkait kinerja, dia mengundang pimpinan PDI-P, tapi masih internal,” kata Dosen Ilmu Komunikasi Unpad ini.

Berbeda dengan Kunto, Ujang merasa gaya komunikasi Puan tidak akan berdampak positif padanya. Kiasan Puan kemungkinan akan memancing reaksi negatif publik.

“Menyerang bukanlah hal yang baik dan akan membuat lawan politik menyerangnya dengan baik,” katanya.

Ujang mencontohkan gaya politik Giring Ganesha, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), yang kerap menyerang Gubernur DKI Anies Baswedan. Alih-alih mendapatkan dukungan, Giring sering dikritik karena serangannya.

Menurut Ujang, yang kita pelajari dari sini adalah komunikasi yang baik bagi Puan saat ini adalah memperbanyak pilihan daripada menyerang lawan politik.

“Jika Anda terus menyerang lawan politik Anda, Anda bisa dibenci oleh publik,” katanya.*** Myd.