Momentum Refleksi Pendidikan Dasar

banner 728x90

MOMENTUM adalah ketika satu keberhasilan atau beberapa keberhasilan tidak peduli seberapa besar atau kecil memulai efek domino, menciptakan gerakan maju . Gerakan maju ini membangun pertumbuhan dan menggerakkan jarum lebih cepat dan lebih cepat ke arah yang (semoga) positif.

Refleksi adalah proses merenungkan atau memikirkan kembali suatu pengalaman, kejadian, atau tindakan yang telah terjadi. Ini melibatkan evaluasi diri, mengidentifikasi apa yang telah dipelajari, dan merencanakan langkah-langkah perbaikan untuk masa depan.

Pendidikan Dasar adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.

Digitalisasi adalah proses perubahan dari bentuk analog (seperti kertas, audio, atau video) ke bentuk digital. Proses ini melibatkan konversi informasi menjadi format yang dapat dipahami oleh komputer dan perangkat digital, seperti bit dan byte. Digitalisasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, aksesibilitas, dan pemanfaatan informasi melalui teknologi digital.

Diera digitalisasi ini , banyak negara maju kembali menggunakan teknik pembelajaran Dasar dengan menggunakan buku cetak dan menulis tangan. Fenomena ini terlihat dari kebijakan pemerintahnya dalam hal pendidikan yang lebih mengutamakan pengembangan kemampuan menulis tangan dan membaca melalui buku fisik.

Situasi ini agak berbeda dengan sistem pendidikan dasar di Indonesia. Kebijakan pendidikan sering berubah-ubah dan tergantung pada tren serta kurang totalitas mengarahkan minat anak didik untuk memanfaatkan buku pelajaran dan atau buku cetak.

Dihari pendidikan Nasional 2 Mei 2025 ini menjadi momentum untuk merepleksi pendidikan dasar di Indonesia dengan cara

BACA SELENGKAPNYA :  Dinas Arpusda Banyumas Gelar Pameran Perpustakaan dan Arsip

1. Kembali ke Buku Cetak.
Dinegara-negara maju seperti Jepang, Finlandia dan beberapa negara Eropa mulai merasakan kembali pentingnya buku cetak dalam pembelajaran dasar. Meskipun teknologi digital memiliki banyak kelebihan, banyak studi menunjukkan bahwa membaca dari buku fisik dapat meningkatkan pemahaman dan daya ingat yang lebih baik dibandingkan dengan membaca melalui layar. Dalam situasi itu, anak-anak didorong untuk membaca buku cetak lebih banyak, karena selain meningkatkan kemampuan literasi, buku cetak juga mendukung perkembangan imajinasi dan kreativitas karena itu Indonesia perlu mencontohnya.

2. Menulis Tangan yang akan Membantu Pemahaman bagaimana cara menulis dengan tangan.
Meskipun terlihat sederhana, menulis dengan tangan ternyata memiliki manfaat besar dalam meningkatkan kemampuan belajar. Negara-negara maju menerapkan kembali kebiasaan menulis tangan sebagai metode efektif dalam memperkuat pemahaman materi. Penelitian menunjukkan bahwa menulis dengan tangan dapat meningkatkan ingatan dan kemampuan berpikir kritis, karena otak bekerja lebih keras untuk menyusun kata-kata dan kalimat. Dilain pihak Indonesia masih terjebak dengan kebijakan pendidikan dasar yang cenderung berganti-ganti tanpa evaluasi yang mendalam sehingga banyak kebijakan yang terasa kurang totalitas.

3. Buku Digital dan Kebijakan Pendidikan dasar yang kurang totalitas.
Di Indonesia, meski perkembangan buku digital mulai mengemuka, minat terhadap buku cetak justru semakin menurun. Pemerintah sering kali mengadakan kebijakan yang terkesan terburu-buru tanpa evaluasi yang matang. Kebijakan seperti penggunaan buku digital di sekolah-sekolah, misalnya, meski pada awalnya terlihat menjanjikan, namun belum diiringi dengan infrastruktur yang memadai, seperti perangkat teknologi yang merata dan akses internet yang stabil di seluruh pelosok negeri. Selain itu, kebijakan pendidikan yang sering berubah tanpa evaluasi yang baik, hanya membuat pelaksanaan pendidikan di Indonesia terasa setengah-setengah dan belum optimal.

BACA SELENGKAPNYA :  80 Persen Mebeler Siswa SMP Negeri 1 Kunduran Rusak

4. Kesenjangan dalam Sistem Pendidikan.
Salah satu masalah utama di Indonesia adalah ketimpangan dalam kualitas pendidikan. Di kota-kota besar, teknologi digital sering kali sudah diintegrasikan dalam pembelajaran, tetapi di daerah-daerah terpencil, akses terhadap buku cetak yang berkualitas dan sumber daya pendukung lainnya masih sangat terbatas. Ditambah lagi dengan kebijakan pendidikan yang terus berubah, menyebabkan sistem pendidikan di Indonesia seolah berjalan tanpa arah yang jelas.

5. Solusi untuk Masa Depan Pendidikan di Indonesia.
Untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih maju dalam sektor pendidikan, perlu adanya konsistensi dalam kebijakan yang diterapkan. Evaluasi yang matang terhadap setiap kebijakan yang diambil sangat penting, begitu juga dengan pemahaman bahwa kemajuan tidak hanya tergantung pada teknologi, tetapi juga pada aspek dasar seperti buku cetak dan kemampuan menulis tangan. Memperkuat literasi melalui buku cetak dan menulis tangan dapat menjadi fondasi yang lebih kokoh untuk pendidikan yang lebih bermutu di masa depan.

Sevagai akhir kata Organisasi Intelektual GIBERANHOLIC NUSANTARA mengucapkan Selamat hari pendidikan Nasional pada hari Jum’at, 2 Mei 2025 untuk seluruh rakyat dan atau komponen bangsa Indonesia.

by:
Prof. IPt. Sudiarsa B.A., PhD _(Sekjen GIBERANHOLIC)_

banner 728x90