SULSEL, INFODESANEWS | Di tengah fase keterbatasan fisik dan usia yang sudah lanjut, para penyandang disabilitas dan lansia di Luwu Utara kini mulai merasakan harapan baru.
Berkat langkah humanis dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Luwu Utara, pelayanan administrasi kependudukan kini tak lagi sebatas di kantor desa atau kecamatan.
Dukcapil Lutra menghadirkan layanan jemput bola, langsung ke rumah-rumah warga yang kesulitan menjangkau pusat layanan.
Kepala Dinas Dukcapil Luwu Utara, Kasrum Patawari, menjelaskan bahwa pihaknya intens melaksanakan perekaman data kependudukan bagi kelompok rentan, khususnya penyandang disabilitas, orang dengan gangguan kejiwaan, warga jompo, serta mereka yang sedang terbaring sakit.
“Kami tidak menunggu mereka datang ke kantor, karena kami tahu itu tidak mudah. Petugas kami yang datang langsung ke rumah mereka untuk melakukan perekaman data, termasuk untuk pembuatan KTP elektronik,” ujar Kasrum saat dikonfirmasi, Minggu (4/5/2025).
Terbaru, kegiatan perekaman dilakukan di dua wilayah, yakni Desa Kampung Baru di Kecamatan Sabbang Selatan dan Desa Baebunta, Kecamatan Baebunta.
Dalam kegiatan tersebut, petugas merekam data tiga warga di Kampung Baru dan satu warga di Baebunta, berdasarkan permintaan dari masing-masing kepala desa.
Langkah proaktif Dukcapil Lutra ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari Bunga (54), pemerhati sosial di Luwu Utara, yang mengapresiasi kesungguhan dan empati para petugas.
“Ini bentuk pelayanan publik yang luar biasa. Mereka (Dukcapil) tidak hanya bekerja administratif, tapi benar-benar memahami kondisi sosial warga. Ini pelayanan yang menyentuh nurani,” ujar Bunga.
Ia menilai, di tengah banyaknya laporan keluhan layanan publik di berbagai daerah, langkah Dukcapil Lutra patut dijadikan contoh.
“Mereka hadir di tengah-tengah masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Disabilitas dan lansia seringkali terabaikan, tapi kali ini tidak. Saya sangat menghargai itu,” tambahnya.
Selain bentuk kepedulian sosial, program ini juga menjadi bagian penting dalam pendataan akurat jumlah penyandang disabilitas dan lansia di Luwu Utara.
Data ini sangat penting dalam mendukung kebijakan inklusif dan program bantuan sosial dari pemerintah.
Kasrum menegaskan bahwa program jemput bola akan terus dilanjutkan secara berkala di berbagai wilayah di Luwu Utara, bekerja sama dengan pemerintah desa dan perangkat kecamatan.
“Kami ingin semua warga, apapun kondisinya, tercatat secara sah sebagai penduduk dan mendapatkan hak administrasinya,” tegasnya.
Namun bagi keluarga para penyandang disabilitas dan lansia, kedatangan petugas Dukcapil ke rumah mereka adalah bentuk perhatian nyata dari negara.
Bagi pemerhati sosial seperti Bunga, inilah secercah harapan bahwa pelayanan publik bisa benar-benar hadir dengan hati dan menghargai martabat setiap manusia.** Benny/Yustus