Sore ini, Solo Batik Carnival Kembali Digelar Hadirkan 15 Putri Indonesia

LIFESTYLE, NASIONAL287 Dilihat

SOLO, INFODESANEWS | Solo Batik Carnival kembali digelar di Kota Solo, hari ini, Kamis 7 Juli 2022, dimulai pukul 15.00 wib. Dalam rangka mengagungkan keindahan dari berbagai jenis batik dan dikolaborasikan dengan kirab budaya maka terbentuklah acara karnaval G20 X Solo Batik Carnival. Solo Batik Carnival atau disebut Karnaval Batik Solo adalah sebuah acara tahunan yang diadakan oleh pemerintah Kota Surakarta dengan menggunakan batik sebagai bahan utama pembuatan kostum.

Ada beberapa nama yang berperan dalam kesuksesan acara G20 X Solo Batik Carnival ini, yaitu Ketua Yayasan Solo Batik Carnival, Lia Imelda dan Art Director, Ade Sugriwa.

Humas dan Media Relations SBC Daniel Yugusta menjelaskan, Para peserta akan mengenakan kostumnya sendiri dan berjalan di atas catwalk panjang yang berada di Jalan Slamet Riyadi, tepatnya dari Stadion Sriwedari hingga Balai Kota Surakarta.

Peserta berjumlah 100 orang terdiri dari 19 peserta anak dan 81 peserta dewasa. Para peserta menjalankan latihan selama tiga hari dari tanggal 3-5 Juli di Taman Balekambang. Diadakannya latihan ini bertujuan agar para peserta nantinya saat menampilkan keindahan batik di depan masyarakat dan para pengurus acara G20 dapat tampil secara maksimal. 

Perhelatan ini diberi nama G20 X Solo Batik Carnival sebab digelar bersamaan dengan event internasional G20 yang juga dihelat di kota Solo, Kamis 7 Juli 2022.

G20 adalah forum kerja sama multilateral atau TWIIG (Trade, Investment and Industry Working Grup). TWIIG mengangkat tema Recover Together Recover Stronger, di mana Indonesia sebagai pemegang Presidensi Forum G20 Tahun 2022 yang terdiri dari 19 negara dan satu kawasan ekonomi, Uni Eropa.

Dikutip dari laman Bank Indonesia, G20 merepresentasikan lebih dari 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen PDB dunia. Fokus G20 umumnya mencakup perekonomian dunia dan isu-isu penting yang terkait dengannya. Isu-isu tersebut merupakan reformasi Bank Dunia dan IMF, perubahan iklim, energi global, dampak demografis hingga masalah populasi. (*/HR/Red Solo)

Berita Terkait

Baca Juga