Temu Ageng Sedulur Sikep Di Blora Menorehkan Sejarah Baru

INFODESA612 Dilihat

BLORA, INFODESANEWS – Acara Temu Ageng Sedulur Sikep (Samin) di Kampung Samin Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong, pada hari Minggu (22/9/2019) kemarin, dinilai berhasil menorehkan sejarah baru.

Pasalnya, dalam acara Temu Ageng yang merupakan rangkaian event Platform Indonesiana “Cerita dari Blora” itu, seluruh keturunan dan pengikut ajaran Samin dari berbagai daerah berkumpul dan bertatap muka untuk pertama kalinya sejak sepeninggal Ki Samin Surosentiko pada tahun 1914 yang diasingkan oleh Belanda ke Sawahlunto, Sumatera Barat.

Selain sedulur sikep (Samin) dari wilayah Kabupaten Blora, seperti dari Klopoduwur, Sumber, Tanduran, dan Kedungtuban. Sedulur sikep dari Kabupaten Kudus, Pati, Rembang (Jateng) dan Kabupaten Bojonegoro (Jatim) juga hadir.

Tidak hanya para pria sepuh (tua-red), para pemuda laki-laki dan perempuan, lengkap dengan anak-anaknya juga datang. Bahkan ada yang berangkat sejak Sabtu (21/9/2019) ke Kampung Samin Sambongrejo.

Semuanya duduk lesehan, sama rendah dan sama tinggi di Pendopo Joglo Kampung Samin Sambongrejo. Para sesepuh memimpin temu ageng, diantaranya Mbah Pramugi Prawiro Wijoyo sebagai tuan rumah, Mbah Lasio dari Kampung Samin Karangpace Klopoduwur, Mas Gunretno dari Pati, Mbah Bambang Sutrisno dari Bojonegoro, dan perwakilan Kudus, serta Rembang.

Mereka saling berkenalan, mengenalkan anggotanya, menyampaikan pemikirannya tentang ajaran samin yang dipraktikan sehari-hari, dan dihimpun untuk saling sharing. Sharing dibagi dalam 3 kelompok besar, yakni kelompok sesepuh pria, kelompok perempuan, dan kelompok pemuda. Masing-masing pembicaraan di setiap kelompok, direkam oleh petugas dokumentasi.

Turut hadir dalam acara Temu Ageng tersebut, Wakil Bupati H. Arief Rohman M.Si, Sekretaris Ditjen Kebudayaan Kemdikbud RI, Dra. Siti Hartini, M.Si, dan rombongan, serta Kepala Dinporabudpar Blora, Slamet Pamudji SH, M.Hum.

Sesepuh Kampung Samin Sambongrejo, Mbah Pramugi Prawiro Wijoyo, merasa senang dan bangga karena kali ini kediamannya bisa menjadi tempat bertemunya seluruh sedulur sikep yang tersebar di berbagai wilayah.

“Ini sejarah baru. Sebelumnya, jika ada pertemuan sedulur sikep, yang datang hanya kaum sepuhnya saja. Namun kali ini beda, dalam Temu Ageng, semuanya datang sehingga kita bisa saling mengenali. Kita pererat paseduluran dan saling bertukar pikiran tentang ajaran samin,” terang Mbah Pramugi.

Mas Gunretno, tokoh Samin dari Pati juga merasa senang bisa datang ke Kampung Samin Sambongrejo untuk kumpul bersama seluruh sedulur sikep. Bahkan dirinya juga mengajak beberapa sedulur sikep dari wilayah lain yang tidak tercover undangan. Mereka datang karena merasa masih satu saudara.

Begitu juga dengan Bambang Sutrisno dari Bojonegoro, tokoh Samin dari Desa Margomulyo, Kecamatan Margomulyo ini menyampaikan bahwa dirinya senang bisa bertatap muka langsung dengan seluruh sedulur sikep.

“Di Bojonegoro sendiri, sedulur sikep tidak hanya di Margomulyo, tapi juga ada di Padangan dan sekitarnya. Oleh sebab itu, dengan adanya temu ageng ini, saya berharap semuanya bisa saling mengenal untuk bersama-sama menyatukan ajaran samin secara baik,” ujarnya.

Sekretaris Ditjen Kebudayaan Kemdikbud RI, Dra. Siti Hartini, M.Si, mengapresiasi adanya temu ageng sedulur sikep dalam event Indonesiana “Cerita dari Blora”, yang ternyata bisa merekatkan jalinan silahturahmi sedulur sikep dari berbagai wilayah.

“Kami percaya jika sedulur sikep (samin) dimanapun berada masih tetap mempertahankan dan melaksanakan ajaran Ki Samin Surosentiko tentang kesederhanaan hidup, kejujuran dan lainnya. Dengan adanya temu ageng ini, kami berharap sedulur sikep bisa semakin kompak dan menjadi contoh masyarakat umum,” ucap Dra. Siti Hartini, M.Si.

Dalam acara tersebut, Wakil Bupati H. Arief Rohman M.Si juga menyerahkan Sertifikat dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang menetapkan Sedulur Sikep (Samin) Blora sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia kepada sesepuh Kampung Samin Sambongrejo, Mbah Pramugi Prawiro Wijoyo.

Sajian kuliner khas sedulur sikep juga dihidangkan, berupa tumpeng lengkap dengan bumbu urapan dan sayur tewel. Disajikan secara tradisional dengan alas pincuk daun jati. Menambah keakraban diantara mereka, karena dimakan secara bersama-sama.

“Sedulur Sikep (Samin) di Blora telah banyak berkontribusi dalam pembangunan. Seperti yang dilakukan Mbah Pramugi di Desa Sambongrejo ini. Selain dalam hal pelestarian seni budaya, Mbah Pramugi juga menjadi tokoh lingkungan peraih kalpataru yang berhasil membangun sektor pertanian di desanya dengan cara cara tradisional,” jelas Wakil Bupati.

Dengan adanya temu ageng ini, pihaknya berharap kedepan kebedaraan sedulur sikep (samin) bisa terpetakan secara baik sehingga dapat dengan mudah melakukan kegiatan secara bersama-sama.

Keberadaan patung Ki Samin Surosentiko di jalan masuk Kampung Samin Sambongrejo juga menjadi daya tarik tersendiri. Tak jarang mereka menjadikan tugu ini sebagai latar belakang foto bersama. (Tim Liputan  Blora)

Berita Terkait

Baca Juga