Miris! Janda 5 Anak di Luwu Utara Tidur di Gubuk Beralas Tanah, Belum Tersentuh Bantuan Pemerintah

banner 728x90

SULSEL, INFODESANEWS – Kalobong (60), seorang janda miskin di Dusun Rante Bone, Desa Buangin, Kecamatan Sabbang Selatan, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

Bersama lima orang anaknya, Kalobong tinggal di sebuah gubuk reyot yang beralaskan tanah dan berdinding bilik tambalan baliho serta terpal bekas.

Hingga kini, Kalobong belum tersentuh bantuan bedah rumah dari Pemerintah Kabupaten Luwu Utara.

Padahal, kondisi tempat tinggalnya sangat tidak layak huni.

“Kalau sedang merenung dan melihat anak yang lagi tidur, saya merasa sedih. Mereka hanya beralas seadanya, dinding rumah pun tambalan terpal dan baliho bekas,” ujar Kalobong dengan mata berkaca-kaca, Minggu (25/5/2025).

Kalobong mengaku tidak memiliki penghasilan tetap. Suaminya telah lama meninggal dunia dan kini ia hanya mengandalkan anaknya, Layuk (32), yang bekerja serabutan sebagai buruh harian dengan penghasilan yang tidak menentu.

BACA SELENGKAPNYA :  Kodim 0906/ Kutai Kartanegara Gelar Apel Pasukan Kesiapan Pengamanan Malam Pergantian Tahun

“Kadang dapat kerja, kadang tidak. Bahkan pernah tidak dapat uang sama sekali. Jadi kami terpaksa hutang ke warung demi makan,” ungkapnya.

Kelima anak Kalobong juga tidak bersekolah karena keterbatasan ekonomi.

Ia mengaku sangat ingin memperbaiki rumahnya agar lebih layak, tetapi keterbatasan biaya membuatnya hanya bisa berharap dan berdoa.

“Saya hanya bisa berdoa semoga d*n bantuan seperti warga lain yang rumahnya sudah dibedah. Setidaknya anak-anak bisa tidur dengan nyaman,” tambahnya.

Kepala Dusun Rante Bone, Hendra, membenarkan kondisi Kalobong yang sangat memprihatinkan.

Ia mengaku sudah mengusulkan nama Kalobong dalam program bedah rumah, namun hingga kini belum ada tindak lanjut dari pemerintah.

“Kondisi rumahnya sudah sangat reyot. Sudah lama saya usulkan, tapi belum juga ada bantuan. Saat ini, dia hanya mendapat bantuan PKH gelombang kedua sebesar Rp900 ribu per triwulan,” jelas Hendra.

BACA SELENGKAPNYA :  Giat Gotong Royong, Warga dan TNI Memperkuat Toleransi Antar Umat Beragama

Hendra juga menyebutkan bahwa pada tahun 2024, Kalobong bahkan tidak mendapatkan bantuan beras atau sembako dari program sosial pemerintah.

Anak Kalobong yang mengalami kebutaan juga baru sekali menerima bantuan pada tahun 2025 sebesar Rp900 ribu.

Kisah Kalobong menjadi potret nyata kemiskinan di Luwu Utara.

Kondisi yang dialaminya menunjukkan masih banyak warga miskin yang belum tersentuh program bantuan, meski kebutuhan mendesak seperti rumah layak huni sangat dibutuhkan.

Pemerintah daerah diharapkan dapat segera menindaklanjuti laporan tersebut dan menyalurkan bantuan agar Kalobong dan kelima anaknya bisa hidup lebih layak dan manusiawi.* Benny/Yustus

banner 728x90