Acara silaturahmi dan buka puasa lintas agama ini menjadi simbol nyata bahwa keberagaman bukan penghalang untuk hidup berdampingan.
Sebaliknya, perbedaan keyakinan justru menjadi kekuatan dalam membangun persatuan dan keharmonisan sosial.
Lebih dari sekadar pertemuan seremonial, acara ini juga menegaskan peran agama sebagai pedoman etika dan moral dalam kehidupan.
Agama seharusnya menjadi cahaya yang membimbing umat manusia menuju kebaikan, bukan alat untuk menindas atau mengeksploitasi pihak lain.
Para pemuka agama dan pemuda yang hadir dalam kegiatan ini menegaskan bahwa semua pihak harus segera membangun toleransi dan inklusivitas melalui tindakan nyata, bukan hanya sekadar retorika.
Seluruh masyarakat harus terus menanamkan semangat persaudaraan dan kebersamaan agar nilai-nilai toleransi semakin berkembang pesat dan memperkuat persatuan secara nyata.
Sulawesi Selatan harus segera mengambil peran sebagai contoh utama dalam menciptakan kehidupan yang inklusif dan toleran bagi seluruh masyarakat.
Semangat persatuan yang menggema dalam acara ini harus segera menginspirasi daerah lain untuk mengambil langkah konkret demi mewujudkan kehidupan yang lebih damai dan harmonis bagi semua orang.*** Benny/Yustus